Ahoooooy...!!! hihi...lama juga ya Baron nepatin janjinya buat ceritain lanjutan petualangannya ke Lasem kemarin, hehe... ini deeeeeh...diborong semua deh ceritanya jadi satu di postingan ini :) maaf kalau ceritanya jadi dipersingkat ;)
Jadi setelah ke situs Leran, Baron langsung menuju ke Kelenteng Cu An Kiong :) Kelenteng tertua di Pulau Jawa ini dibangun sekitar abad ke 16. Kelenteng ini dipastikan dibangun dengan nilai seni yang tinggi, ukiran batu, kayu dan lukisan tinta dikeramik yang tertempel didinding dalam Kelenteng sangat Epic !!! Dengan setiap maksud dan arti yang terkandung dalam setiap detil yang dibuat di Cu An Kiong sangat bikin Baron terpanan :)
Perjalanan selanjutnya Baron cukup berjalan kaki di bangunna disebelah Kelenteng, namanya Lawang Ombo atau Rumah Candu. Rumah ini adalah rumah cina klasik yang pada satu ruangannya terdapat lubang yang diperkirakan tembus ke sungai dekat pantai Lasem, digunakan sebagai jalur untuk pengiriman candu yang diperjual belikan pada jaman dulu. Dihalaman sampingnya terdapat makam keluarga dengan beberapa patung binatang semacam singa dan dua buah tiang tinggi menjulang dengan ukiran tulisan cina, yang sampai sekarang belum ada yang bisa mengartikannya. Dan yang bikin Baron senang, dia bisa melihat jangkar kapal besar yang diduga peninggalan Kapten Cheng Ho, woooow :)
Perjalanan selanjutnya tentu saja nggak boleh ketinggalan melihat lebih dekat pembuatan Batik Lasem yang termasyur namanya ;) Baron main ke rumah Ibu Sutera pemilik batik tulis tak bernama :) Baginya membuat batik bukan hanya masalah membuat Brand, jual beli dan untung rugi. Baginya batik adalah tradisi yang harus terus dijalankan dan dilestarikan, supaya nggak hilang dimakan waktu suatu saat nanti :) Seorang Ibu tua yang bersahaja dengan Ibu-Ibu pengrajin lain yang ramah dan baik mau berbagi pengetahuannya tentang membuat batik :) Baron beli satu loooh, yang coraknya Gunung Ringgit, biar cepet nemuin harta karun,hihi :p
Perjalanan selanjutnya Baron menyusuri Sungai Lasem untuk menuju ke Pantai, yaaaaay...naik perahuuuu :) Sepanjang sungai memang hanya pemandangan hutan bakau, rumah warga dan beberapa rumah cina kuno. Tapi mencoba merasakan bahwa pada jalur ini jaman dulunya adalah jalur perairan tersibuk dan terbesar, sebagai jalur perdagangan cina dan sebagainya, namun peradaban itu itu menghilang, hampir tak berbekas :'(
Sampai pada pertemuan sungai dan laut, berlabuhlah Baron kepinggir pantainya, pantai tak bernama dengan pasir putih dan hamparan laut. Yang mengasyikkan adalah melihat dan mencari apa saja yang ada diserakan pasir putih, dari kerang, tanaman laut, lubang-lubang kepiting sampai pada pecahan keramik-keramik kecil, yang mungkin saja itu sisa dari keramik cina peninggalan jaman dulu kan ;) Dan untuk pantai-pantai tak bernama seperti ini seorang teman Baron menamainya Pantai Amnesia,hihi ;p
Petualangan selanjutnya Baron menuju ke bekas pabrik tegel lawasan LZ. Rumah besar bergaya Indische yang supeeeer memikat hari Baron, lengkap dengan perabot kuno yang sungguh cemolong (baca: minta dicolong,hehe) ;p Sayang mereka sudah nggak memproduksi tegel lawasan lagi karena sepinya peminat disini :( Mereka beralih membikin konblok. Padahal tegelnya sungguh menggoda sekali cantiknya loh :) lucunya dipabrik tempat pembuatannya, tegel yang dipakai adalah tegel perca hasil dari sisa pembuatan, walaupun tertutup dengan tanah yang menebal tapi masih sungguh sangat menggoda cantiknya :)
Petualangan berlanjut ke rumah cina kuno milik seorang Opa Oma yang sudah sangat renta. Namanya Opa Kajarni, diambil dari nama Gunung Kajar di Lasem, beliau suka duduk didepan pintu gerbang rumahnya, entah mencari angin atau sekedar sapaan orang yang lewat. Beliau sangat baik menebar senyum lebar dan menawarkan kami masuk kedalam sambil berjalan merangkak dengan kedua tangan dan kakinya :')
Rumah tua tipikal rumah cina kuno, dengan pagar gerbang tinggi menjulang dan pintu besarnya, halaman terbuka depan rumah, teras rumah lebar dengan kursi sedan tuanya, rumah panggung sebagai ruang utama, dan dapur di teras belakang serta halaman belakang yang luas. Terima kasih Opa untuk menjawab keingin tauan Baron tentang isi dibalik pagar tinggi rumah cina kuno :)
Benar kata teman, yang menarik bukan hanya kekunoan bangunan dan barang didalamnya, tapi cerita dibalik ke'tua'annya :) Selalu saja ada bahan obrolan dengan Opa tentang cerita dibalik setiap sudut ruangan, setiap barang berdebu dan berserakan, dan setiap detilnya dengan cerita dan kenangan dibaliknya :) aaaaah Opaaa...Barong kangen pengen maen lagi, semoga Opa dan Oma, juga Mbak Nunik yang sudah menjaga mereka puluhan tahun lamanya diberi kesehatan dan keberkahan selalu :)
Petualangan beranjut lagi ketika Baron ingin 'get lost' mencari pantai lain untuk bersantai :) dan kamipun tersesat menyusuri Lasem dan mencari pantai Amnesia lain untuk beristirah, dan Baron pun bener-bener lost,haha ;p Karena sudah merasa mentok sampai menemukan PLTU, dan nggak yakin meneruskan jalan lagi sebelum tiba-tiba sampai Surabaya,hihi, kamipn mlipir sampai di another pantai Amnesia disebelah PLTU,hehe ;p Baron sungguh sukak pantai, dimanapun itu, sekalipun tempatnya agak absurd disebelah PLTU,hihi ;p
Pulang ke Rembang kamipun kelaparan, Barong mengajak makan Sate Serepeh khas Rembang, sate ayam dengan potongan tipis, bumbunya dari sambel dan santan, dimakannya pakai tahu sambel kecap dan kuah sayur lodeh, huwaaaaa...wuenaaaaak :)
Karena panas sekali dilanjut dengan minum Es Campur di RM. Canton, tempat makan ini memang sudah hilang masa 'in' nya, dikala es dengan nama aneh-anehnya itu jadi hits dan laku keras, walopun sekarang sepi tapi lidah ini sudah terbiasa nyeruput es ini kalau pulang Rembang :) Pilihannya kalau nggak Es Bumi Hangus yang penuh dengan coklat atau Es Cinderella dengan taburan serpihan kacang tanah, yummy :)
Dan sangat disempatkan buat ke Toko Roti Kim Boen, beruntung kami bisa ngobrol-ngobrol sama si Om generasi ketiga dari Kim Boen. Kim Boen juga sudah hilang masa jayanya, karena mereka masih membuat roti dengan resep tradisional turunan keluarganya, tanpa ragi instan dan pengawet, tanpa mempercantik tampilan masih bertahan dengan kesederhanaannya. Buat Baron yang seperti inilah yang harusnya 'mahal' harganya, tapi sama seperti Tegel LZ yang kurang peminat, Kim Boen pun sepertinya hanya orang kayak Mama Cemprut gini yg mau beli, roti rasa sederhana dengan romantisme masa lalu yang manis :) Dari kecil sampi sekarang favorit Mama Cemprut adalah Roti Bokong, roti tawar dengan taburan gula pasir diatasnya, bentuk atasnya mentul-mentul seperti pantat bayi, makanya disebut roti bokong,hihi ;p Sayang sebentar lagi Opa pindah Jakarta dan nggak ada keturunannya yang mau meneruskan roti Kim Boen, aaaah Opa...nanti gimana kalo kangen roti bokongnyaaa... :(
Sisa petualangan Baron ke Lasem adalah istirahat di Rumah Rembang, bercengkrama melepas rindu dengan keluarga Rembang, bermain-main dengan Zio yang ngangenin :) dan bersiap kapan saja diajak kembali ke Pantai, jadi tunggu petualangan Baron selanjutnya yaaaaa :)
Craft On...!!!
xoxo
dita
2 comments:
roti bokong?? masya Allah.. merusak selera wae, hehehehehee
roti yg kayak dimaksud adinda itu ada juga lho di nyah sakit, depan GKI jln dokter wahidin. sempet ngga produksi tapi saiki wis bukak toko lagi, roti kondenya enak, roti bokongnya juga.. wkwkwkwk
kalo di kim boen aku suka roti tawarnya
-intan-
mbak, pantai yang di lasem itu namanya apa ya ? hhee letaknya dimana ? terimakasih :D
Post a Comment