Siang ini craftingnya agak selo, dan lebih milih buat nonton Madre :) Karena begitu selesai baca cerpen Madre dulu, yang ada dibayangan adalah bahwa cerita ini bakal asik banget kalo dibikin film, dan ternyata benar dibikin film juga :) Namun sayang ekspektasi aku sama film Madre terlalu besar, entah kenapa penceritaannya dan akting pemain kurang sip :')
Diluar kekecewaan itu, ditengah film tadi ada satu adegan yang lumayan 'ngetuk' hati, beberapa detik nggak konsen ke film dan pikiran malah mengawang-awang. Adegan saat Tansen 'nggeh' sebesar apa arti Madre buat mereka yang pernah hidup dan punya cerita dengannya terutama untuk kehidupan barunya.
Bahwa Madre adalah 'Ibu' bukan hanya sekedar Ibu nya atau biangnya adonan roti, tapi juga Ibu yang memberi kasih dan rasa dari setiap cerita kehidupan yang dilalui orang-orang yang bekerja di Tan De Baker. Dan akupun merasa begitulah dengan peran Madre di Cemprut.
Di Cemprut, peran Madre sangat besar, bahwa Madre lah biang dari segala biang kegiatan crafting di Cemprut, dari mulai mimpi dan ide, lalu eksekusi, proses ini itu dari pilah-pilih bahan, cara pembuatan, proses pembuatan sampai jadi semua (di) harus (kan) lewat peran Madre.
Madre itu adalah aku, sang Ibu di Cemprut :)
Tan De Baker hidup dari Madre dan para artisan pembuat roti, semua dibikin manual, melewati satu persatu prosesnya lewat tangan-tangan para pembuat roti. Dan di Cemprut (hampir) semua satu persatu proses pembuatan goodies selalu lewat pengawasan Ibu Cemprut. Aku selalu ingin memastikan semua goodies yang terlahir adalah apa yang hati aku bilang dan ingin, dan aku (masih saja) selalu merasakan kesulitan untuk memberi tahu orang lain, apa dan bagaimana treatment yang tepat untuk membuat goodies apalagi membiarkan semuanya dibikin oleh orang lain, semua harus lewat sang Ibu :')
Dari segi passion ini yang namanya kenikmatan dalam mencapai kepuasan, tapi dari segi bisnis ini adalah kelemahan. Aku mudeng semudeng mudengnya bahwa jika otak aku di switch jadi otak bisnis, cara yang tepat adalah aku punya ide, pinjam/cari modal, sewa tempat, beli mesin, cari sdm, suruh potong dan jahit, jadi, lalu jual. Tapi nampaknya aku lebih ikut ke paham Tansenism daripada Meyism,haha ;p
Aku jalani saja apa kata hati, sekarang ini beginilah hati aku mengarahkan jalan aku atas nama passion :) Aku seorang Madre dari goodies Cemprut dan Ay sebagai Padre nya ;p
Craft On...!!!
xoxo
dita
2 comments:
Bener banget itu mba,,
Kadang kalo lg bikin2 malah ngga kepikir ini mau laku apa ngga, dijual berapa,,yg penting nuangin isi hati aja :D
Tapi ya itu,,pas balik lagi ke dunia nyata,,andai aja ngga perlu disodorin "angka" saat kita sakit, sekolahin anak de el el...baru galau,,mau dibawa kemana hubungan ini,,hhehehe
*cuman komen absurd nubie yg baru "bangun tidur"....hhehehe
Tetep semangat madre cemprut :) no matter what,,"anak2"mu itu sudah jd bagian dr sejarah :) *peluuuk
@ratih: iya ratih, terima kasih :) tetep semangat ya kamuuu :)
Post a Comment