Kebahagian seorang crafter atau pekerja kreatif adalah ketika karyanya dikenali orang lain :) Jadi saat tetiba ada yg bilang: 'Ih lucu bentuknya kayak Cutie Cempol nya Cemprut deh', nah berarti itu ngebuktiin kalau udah terbentuk ciri khas dalam suatu karya (contoh kasusnya narsis banget ya) :p Naaaah, mbikin 'personal style' itu juga sangat penting buat eksistensi (kalo mau dibilang eksis sih) karya dan pembuatnya, baik itu terbentuk secara sendiri dan berkala, atau memang sengaja dibentuk dari proses awal pembuatan. Buat aku kalo karya udah 'iconic' itu berarti udah kecontreng satu list step-step mimpi besar dalam berkarya :)
Nah, beberapa waktu ini aku (sok) mengamati beberapa karya yang aku suka dan bikin aku kagum :) Nggak berniat buat menggurui, tapi ini beberapa hal yang bisa aku simpulkan untuk jadi pelajaran buat aku sendiri juga ;) Jadi ini menurutku beberapa hal yang bisa dilakukan buat bikin karya kita jadi punya 'personality style' :)
1. Just Be The Truly You Are :)
Terjun diindustri kreatif itu bukan berarti kita harus jadi seseorang yg sesuai dgn konsep individu kreatif yg udah tenar, dari penampilan, perilaku dan pemikiran kudu disama-samain kayak mereka. Nggak perlu maksain jadi orang lain supaya diterima disuatu komunitas ini itu, seperti kalimat klise yg sering dilontarkan: Jadilah diri kita sendiri :)
Saat kita membuat karya sesuai apa kata hati dan sesuai kebisaan, biasanya hasilnya akan terlihat lebih 'otentik' :) Memang akan terlihat 'beda' dengan yang lain, dan bisa jadi nggak sesuai tren yang lagi nge hip, tapi coba rasain deh bedanya saat karya itu jadi, kamu bakal ngerasain lebih puaaaassss (pake a dan s yang banyak ;p) :)
Tapi ada kalanya kita tergoda untuk bikin karya yang lagi ngetren, biar dibilang anak hipster katanya, hihi ;p Tapi ya kembali lagi deh, biasanya karya yang dibuatnya jujur dari diri sendiri, nggak ngikut sana-sani dan nggak tertuntut oleh banyak hal hasilnya akan lebih memuaskan hati dan pikiran :) Dan bisa jadi kalo ke'enggak ngetren'an karya kita itu bisa jadi peluang buat orang-orang yang tipenya nggak mau ngikutin tren, banyak loooh yang begitu, sekarang PR kita aja tinggal cari pasarnya buat orang-orang yang anti mainstream kaaaan ;)
Kayak kutipan kalimat disuatu buku yang aku sukak:
"Some people will like your product and some people won't,
but the most important thing is
that you like it :)"
Meg Mateo Ilasco
Biasanya masalah yang timbul adalah saat kita masih dapat tahap 'mencari jati diri', kita sering bergonta-ganti karakter pas berkarya, dari bahan, bentuk sampai warna-warna yang dipakai terus berubah seiring waktu dan ilmu baru yang dipelajari. Cara yang paling jitu menurutku adalah dengan meriview karya-karya yang pernah kita bikin, kita kumpulin foto karya awal sampai terbaru, aku percaya pasti diantara macem-macem bentuk dan warna pasti ada 'benang merah'nya deh, walopun itu hanya secuil. Tanya kediri sendiri dan beberapa teman yg mengamati perkembangan karya kita, setelah dapat jawabannya, those little details itulah yang akan kamu pakai terus dikarya kita :)
Nah, ditahap inilah menurut aku 'personal style' ini terbentuk dengan sendirinya, dari ke 'apa adanya' karya kita :) Perlu waktu bertahap memang untuk mengenalkan dan membiarkan itu merasuk (halaaah) dalam pikiran dan hati orang, kuncinya sih satu: "Konsistensi" :)
2. Identity Branding :)
Ciri khas itu bisa dari bentuk, warna, karakter keseluruhan, atau bagaimana cara kita mengemas karya, atau biasa disebut 'branding'. Proses ini buat aku akan lebih menyenangkan kalo kita sudah berhasil menciptakan 'karya hati' kita, tugas selanjutnya itu menguatkan karya dengan personal branding :)
Jelas kita pasti tahu tentang karakteristik karya kita sendiri dan mau dibawa kayak apa karya kita, dan hal itulah yang akan dipertegas dengan elemen-elemen yang lainnya seperti logo, warna-warna dan bentuk media promo, poto produk sampai packaging. Seumpama karya kita adalah "Boneka VooDoo", (horor banget contohnya sih) kita pasti menyesuaikan dengan karkater seram yg identik sama dunia klenik kan, gak mungkin terus logonya boneka voodoo pake bando Hello Kitty, warna web nya warna-warna pastel pink, kuning, biru, terus kartu namanya bunga-bunga shabby chic gitu kaaaan ;p
Jadi tugas kita adalah
bikin rumusan gambaran yang mencerminkan personaliti produk kita dengan cara semenarik mungkin, bolehlah dengan cara kekinian, but with our own personality way :)
Seperti saat produk kita concern sama kebersihan lingkungan, kalian bisa '
bawa cerita' tentang green lifestyle dalam penyampaian produknya, bukan hanya sekedar membawanya, tapi juga ikut menyebarkan kebaikan untuk orang lain dan kebiasaan bagus buat diri kita sendiri kan :)
Warna-warna dan gambar yang ada di Kartu Nama atau Blog kita contohnya. Biasanya kalo baru ngasih kartu nama ke orang baru, reaksi atau kalimat pertama yang keluar dari mereka itu harusnya jadi representasi hal yang pengen kita sampaikan tentang brand / produk kita, kebanyakan saat teman baru komen tentang kartu nama Cemprut mereka akan bilang: Lucuk ! Warna-Warni ! Naaaaah berhasil berarti :) Terus saat mereka komen tentang gambar yang ada dikartu nama: Wah, ini semua yang dibikin Mbak kah? Karena banyak banget gambar printilan di kartu nama aku jadideh aku mulai menjelaskan apa aja yang ada disitu, disitu juga bisa jadi ajang ngobrol sedikit memperkenalkan apa itu Cemprut :) Buat orang yang pemalu kalo ketemu ama orang baru, hal itu cukup membantu aku buat ngawalin obrolan, hihi ;)
Poto juga jadian salah satu bagian penting buat branding, tapi bukan hanya sekedar '
good quality photos', se hi-res hi-res nya poto produk kita kalo nggak ada 'jiwa' kita didalamnya buat aku bakal percuma. Maksud aku, selain poto produk kita terlihat jelas, nggak blur, cukup terang buat tau warna aslinya (nanti deh ngeshare tentang cara moto produk pakai gadget sepunyanya), tapi '
jiwa' itu bisa tampak dihasil poto kita lewat ciri khas kita, kasih sentuhan kita didalamnya, kayak berupa angle potonya selalu tampak dari sudut, jenis pencahayaan, tone warna yang keluar, printilan pelengkap disamping produk, font yang dipakai, backgroundnya. Hasil foto produk kita nanti juga bisa jadi representasi brand kita :)
Cara mengemas
pemasaran juga bisa jadi personal identity, kayak temenku Sawo Kecik dengan cara "Panen" nya saat mengupload karya-karyanya :) Satu bocoran tentang 'Lahiran'nya Cemprut, itu tercipta perpaduan antara branding dan mengakali kekurangan Cemprut. Pada kenyataannya berkarya dari hati yg aku usung baru bisa menghasilkan kualitas belum kuantitas. Dalam proses berkarya aku mentargetkan diriku sendiri buat menyelesaikan karyaku satu bulan sekali minimal, pada masa itulah aku merasa saat tiba waktunya anak-anakku siap diLahirkan pada saat mau menguploadnya untuk diadopsi :) Sesimple apa yang terjadi aja dalam keseharian kita, sekalipun kita 'set' tapi itu terseting atas pengaruh hal sebenarnya terjadi :)
Packaging juga termasuk didalamnya, nggak perlu suatu yang wah dan mahal juga, sekali lagi pakai hal yang sederhana tapi ada sentuhan personalnya, kayak kasih note kecil yang berisi tulisan tangan kamu, pakai kertas daur ulang yang juga kamu bikin sendiri, hal-hal kecil yang sederhana tapi jadi sentuhan akhir yang melengkapi karya kamu pada saat sampai ditangan pelanggan kita :)

Well, sejauh kenyataan yang aku lihat, banyak produk yang bermodal besar lebih cepat 'jadi' nya. Diluar itu produk 'karya hati' atau 'murni bisnis', sistem branding yang dibawa lebih mudah diaplikasikan dengan kucuran dana, hehe ;) Tapi bukan berarti para pengusaha kecil jadi minder dooong, banyak hal yang bisa kita lakukan buat mengakali kekurangan kok :) Kalo mengaku pekerja kreatif pasti sangat kreatif mengakalinya, contohnya nggak punya kamera bagus, bisa sewa atau pinjam teman, pakai HP trus motonya pakai bantuan sinar matahari dari Tuhan, yaaa kaaaaan :) Itu yang namanya semangat, kerja keras dan pantang menyerah bisa didapat tanpa dana besar kok, bisa diciptain sendiri malah :) Semoga kalimat yang terakhir itu selalu jadi pengingat diri aku sendiri yaaaa, hihi ;p
Semangat berkarya temaaan :)
Craft On...!!!
Dita