Sunday, January 22, 2017

Bermalam di Rubilang...!!!

Pertengahan Desember lalu setelah 2 minggu menunggu Upi sakit di Rembang, Pak Cemprut berinisiatif 'menetralkan' pikiranku di Jogja dulu. Sejak 2 tahun sebelumnya kami memang sudah berencana buat stay lama di Jogja untuk Pesta Boneka nya Papermoon, tapi ternyata terlewat demi kesembuhan Upi 😊 Lalu kami (spontan) atur ulang rencana kami ke Jogja, nggak muluk-muluk seperti sebelum berangkat ke Jogja sebelumnya, kami hanya mau me'mulang'kan hati kami 😌

Karena Pesta Boneka baru aja selesai, aku pikir Keluarga Salamander (Mbak Ria, Mas Iwan, Lunang) masih menjamu beberapa tamu yang blom pulang dan butuh istirahat, jadi kami nggak mau ganggu dulu dan mencari tempat menginap. Nggak muluk juga, keywordsnya murah dan bersih sahaja, karena biasanya kami hanya pakai buat tidur, mandi dan sarapan lalu pergi seharian. Tapi karena agak mau 'bulan madu' nih, karena 2 minggu lebih nggak ketemu jadi ditambah satu deh keywordnya: tenang 😌 Dan cobalah kami mencari di airbnb, mendapat beberapa tempat, tapi kami memilih yang agak diluar keriuhan kota saja, dipinggir kota dan ditengah hutan, woh 😚

Bersualah kami dengan Rubilang, homestay yang bernuansa nature, green, vintage dan homey 😍 Aku mengingatnya dari postingan Mbak Ria di IG dulu, dan memang dijodohkan lagi lewat airbnb. Karena ternyata proses book di airbnb harus pakai kartu kredit, dan kami nggak (pengen) punya, jadi pakai cara manual aja: email, sms, telpon dan komen di akun IG nya, semua dibombardir, haha, karena kamarnya cuman 2 dan takut keduluan orang lain 😊

Berangkatlah kami ke Jogja naik bis, sampai Jogja malam, dan jalan ke Rubilang hampir jam 9 malam. Kami sudah pernah melewati jalan utamanya, cuma blom pernah masuk di jalan kedalam 'hutan' menuju Rubilang. Walau sudah merasa benar mengikuti gugel mep, tapi agak ragu karena jalannya kok gelaaap sekali yaaaa, hihi 😁 Setelah menelpon Mbak Oki, kami percaya aja buat melewati jalan dengan pagar bambu dan pohon nan rindang. Nampak beberapa lampu rumah, (seperti) studio, namun selebihnya hanya gelap total, hanya lampu motor kami, suara gesekan ranting dan daun, juga gonggongan beberapa anjing, jalannya naik turun dan melewati plang dengan tulisan: Makam siapa gituuu... Whoaaaa 😱😁 

Sampai juga kita di Rubilang, setelah ditelusuri pagi harinya, ternyata jalannya nggak jauh dari jalan besar kok, dan sekalipun hutan dan senyap, ada beberapa bangunan rumah, studio, kantor juga homestay lainnya kok, kita berdua aja yang parno karena baru pertama kali datang dan malam pula, haha πŸ˜› Padahal mereka juga sudah menawarkan buat menjemput kami, tapi kami sangat (sok) petualang gitu, hihi 😁

Kami disambut oleh Mbak Oki dan Mas Desi siempunya Rubilang, kami diantarkan langsung kekamar kami dan beristirah sebentar diteras belakang yang jadi pusat berkumpulnya tamu, tempat makan, duduk-duduk sambil ngobrol 😊 Sudah ada keluarga dari Prancis yang pernah aku ceritakan sebelumnya, Aurel, AnSho dan sikecil Elois. Chit chat sebentar, mandi dan langsung mapan bobok cantik setelah perjalanan panjang.

Benar ternyata, rasanya adem karena udara masih segar dan banyak pohon, nggak perlu nyalain kipas angin dan malah pakai selimut. Selain itu rasanya juga ayem, suara serangga-serangga hutan dan desiran angin yang mengenai dedaunan, beneran bobok ditengah 'hutan' rasanya 😊 Sekalipun ada gongongan anjing tetangga dan beberapa anjing liar tapi nggak ganggu suaranya, cuman kalo pas berpas-pasan sama mereka jadi agak jiper, hihi 😁


Paginya kami baru bisa tau benar bentukan Rubilang, rumah 2 lantai nan ekletik bergaya nature dan vintage, lucu deh pokoknya 😍 Lantai atas tempat mereka tinggal dengan 2 anak cowoknya, lantai bawah ada 2 kamar anaknya Lintang dan Langit yang disewakan, 1 kamar mandi, 1 ruang serba guna dan dapur kecil dibawah tangga. View teras belakang dan samping nya hutan, jadi senang sekali ngopi, ngeteh, sarapan sambil ngobrol disitu, betah, bikin mager 😊



Ini tangga depan dan tangga belakang buat menuju rumah tinggal Mbak Oki dan Mas Desi, 2-2 nya nyebelin banget bentuknya, hihi 😁 Yang tangga belakang campueran elemen semen, besi dan bambu, yang tangga depan dari semen, pegangannya dari kayu buat kebo kalo bajak sawah, tangga keatasnya lagi bambu, ih nyebelin ketjenya deh πŸ˜€



Kami menempati Kamar Lintang, berisi spring bad yang bisa ditarik bawahnya, meja dan kursi kerja, lemari, toalet dan kipas angin. Kipas angin jarang dipakai, dipakai cuman buat angin-anginin handuk kami yang susah kering karena sering hujan diluar πŸ˜€ Jendela besar jadulnya bikin angin seger banyak masuk ke kamar, kami jadi sering skip rencana jalan karena terlanjur mager disamping jendela, hihi 😁




Ini teras belakangnya yang aduhai, kami sarapan disini dan boleh masak, bikin kopi atau teh sendiri. Menu sarapannya ganti-ganti, biasanya ditanya dulu malam harinya dan menyesuaikan siapa yang bermalam, kadang mereka beli, kadang mereka masak sendiri sekalian buat kami. Kalau bule kan biasanya nggak begitu suka sarapan nasi atau lontong, kalau bule dari Rembang dikasih lontong opor ya nambah 2 kali, hihi πŸ˜› Pas sarapannya pasta, lidah kami agak kurang cocok, karena menyesuaikan lidah keluarga AnSho, tapi jangan kawatir, tinggal digoreng lagi tambah kecap, merica, garam, bubuk cabe dan voila, masyuuuk diperut semua 😚  Kami juga dibikinin AnSho crepes yang wuenaaak sekali, gegara Elois susah makan, jadi kami kebagian deh, asiiik 😁



Kamar kami punya teras depan, dan depannya ada kolam ikan koi nya, nambah mager aja jadinya, hihi 😁 Kami sukak duduk lesehan didepan, sambil ngasih makan ikan dan menjaga Elois yang ternyata suka kabur dari Simboknya buat main basah-basahan sama ikan 😁 Ini penampakan Elois dan Bapaknya pas nyobain Kapal Othok-Othok hasil beli di Sekaten semalem, 2 orang ini seneng banget loh, haha, apalagi pas Elois nyelupin kapalnya sampai karam, dan ngangkat tangannya sambil teriak: Bravo! πŸ˜†




Dan yang paling disuka lainnya dari Rubilang adalah jendela dan pintu-pintu jadulnya, woaaaaa, cintaaa 😍 Ada pengalaman lucu waktu mau foto jendelanya, Elois lagi main bola dan aku minta buat berdiri disamping buat pose disamping jendela kamar. Aku bilang stand still dia ngeloyor aja gak mudeng basa enggres😁Sambil nginget2 apa basa Prancisnya diem, ngedumel ke Elowa: "Le...Thole...menengo ning sebelah jendelo to Leeee...". Trus dia berhenti lari-lari, trus pose disitu lama banget, hihi πŸ˜‹


Pengalaman 4 hari di Rubilang, aku bilang homestay ini sangat 'pas' buat kami 😊 Kami tidak begitu nyaman malah dengan tempat yang dibilang 'fancy', kami tidak begitu membutuhkannya hanya demi sebuah label 'kekinian', hahaπŸ˜‹ Kami lebih suka datang kesuatu tempat dan menikmatinya lewat 'pengalaman hati dan rasa' 😍 Rubilang tempat yang sederhana nan bersahaja, bukan hanya dalam bentuk bangunan, tapi juga kehidupan didalamnya 😊 Mbak Oki dan Mas Desi yang menyambut hangat kami bak keluarga dan teman dekat, rasanya kayak kami sudah mengenal mereka lama sebelumnya. Lokasinya yang mencil ditengah hutan, dipinggir Jogja, tapi nggak jauh sekali buat main ke kota. Sepi yang tak terlalu sendiri, tenang yang tak terlalu senyap, pas lah πŸ‘Œ

Sila kalo kalian ke Jogja, Rubilang Homestay bisa jadi pilihan terbaik kalian buat bermalam atau menikmati hari mu 😊 Sila kalian bisa intip dan hubungi mereka di akun IG mereka @rubilang_yk  πŸ™‹ Sampai kita bersua lagi di Rubilang ya Mbak Oki dan Mas Desi πŸ™‹




No comments: